Bisnis Tiket Pesawat Online

Program Affiliate Indowebmaker
Tampilkan postingan dengan label Jalan Menuju Kesuksesan yang Spektakuler. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jalan Menuju Kesuksesan yang Spektakuler. Tampilkan semua postingan

Rabu, 05 Maret 2008

HARGA DIRI ANDA

HARGA DIRI ANDA
Bayangkan Anda sedang menjaga seorang bayi berumur tiga bulan. Ketika saat makan tiba, apakah Anda akan memberi makan bayi itu dengan syarat tertentu? Tentu saja tidak! Anda tidak akan berkata, ”Baik, Nak! Jika kamu tidak menunjukkan kepadaianmu; jika kamu tidak duduk manis dan menghafal ABC atau membuatku tertawa, kamu tidak akan mendapat sebotol susu!” Anda memberi makan bayi itu karena ia layak diberi makan. Ia layak mendapatkan kasih sayang, perhatian, dan perlakuan yang wajar. Ia layak mendapatkan semua itu karena, seperti juga Anda, ia adalah manusia, bagian dari alam semesta.
Anda pun layak mendapatkan hal yang sama. Anda layak mendapatkannya sejak Anda dilahirkan sampai sekarang. Banyak orang mengira bahwa jika mereka tidak sepandai atau secerdik atau setampan atau sekaya atau segagah atau sejenaka orang-orang yang mereka kenal, mereka tidak layak dicintai dan dihormati.

Trim's
Yudi.


”SAYA” DI MATA ORANG LAIN

”SAYA” DI MATA ORANG LAIN
Kita bisa menilai citra diri kita dengan melihat orang-orang di sekitar kita. Kita membina hubungan dengan orang yang memperlakukan kita seperti yang kita inginkan. Orang dengan citra diri yang sehat akan menuntut untuk dihormati oleh mereka yang dekat dengannya. Ia memperlakukan dirinya dengan baik, untuk memberi contoh bagaimana mereka harus memperlakukannya.
Jika Mary mempunyai citra diri yang buruk, ia akan tahan terhadap segala macam bualan dan perlakuan buruk hampir dari semua orang. Di dalam benaknya ada pemikiran seperti, “Aku tidak peduli,” Itulah aku”, dan “Aku selalu diperlakukan dengan buruk. Mungkin aku memang pantas diperlakukan begitu!”.
Kita mungkin bertanya, “Berapa lama Mary harus mengalami perlakuan buruk itu?”.
Jawabannya adalah, ”selama ia tidak menghargai dirinya sendiri.” Orang memperlakukan kita seperti kita memperlakukan diri kita. Mereka yang ada di sekitar kita akan dengan cepat menilai apakah kita menghargai diri sendiri atau tidak. Jika kita memperlakukan diri kita dengan hormat, mereka pun akan menghormati kita!.
Saya berasumsi kita semua tahu wanita, dengan gambaran diri yang buruk, yang berpindah dari satu hubungan yang buruk ke hubungan buruk berikutnya. Dan setiap kali pula mereka mendapat pasangan pemabuk atau tanpa masa depan. Dalam tiap kasus, mereka diperlakukan dengan buruk, baik secara fisik maupun mental. Sayangnya, pola itu akan terus terulang selama ia tetap berada dalam konsep diri yang sama.
Di saat yang sama, ada banyak orang yang setelah belajar dari masa-masa sulit, memutuskan untuk mengharapkan dan menuntut perlakuan yang wajar dari teman, famili, dan rekan kerja mereka. Mereka menyadari bahwa jika mereka menentukan sikap, orang lain akan menanggapi.

Trim's
Yudi

Selasa, 26 Februari 2008

PUJIAN atau, mengapa tidak berkata, Terima kasih.....?

PUJIAN atau, mengapa tidak berkata, Terima kasih.....?

Citra diri kita menentukan fokus kita atau semua yang kita pikirkan. Citra diri yang baik membuat kita berkonsentrasi pada pujian yang ditujukan pada kita dan pada keberhasilan yang kita capai. Ini bukan kesombongan. Ada seseorang yang mengatakan, ”Kesombongan adalah penyakit yang aneh. Penyakit ini membuat semua orang mual kecuali si pengidap itu sendiri!”. Memikirkan diri sendiri dan mencintai diri sendiri secara sehat adalah dua hal yang bertolak belakang.
Memikirkan diri sendiri dan mencintai diri sendiri secara sehat harus dibedakan. Orang dengan ego yang sangat besar selalu ingin menjadi pusat perhatian, haus penghargaan, dan kurang memedulikan mereka yang ada di sekelilingnya.
Sebaliknya, dengan mencintai diri sendiri secara sehat, kita bisa menghargai keinginan kita maupun keinginan orang lain. Artinya, kita bisa merasa bangga atas pencapaian kita tanpa perlu mengumumkannya dan kita bisa menerima kekurangan-kekurangan kita sambil terus berusaha keras memperbaiki diri.
Mencintai diri sendiri secara sehat berarti kita tidak harus mempertanyakan alasan mengapa kita pergi berlibur, tidur larut malam, membeli sepatu baru, dan terus-menerus memanjakan diri sendiri. Kita merasa nyaman melakukan hal-hal yang menambah kualitas dan keindahan hidup kita.
Kita harus menyadari bahwa tidak ada yang disebut superiority complex.
Jika kita dengan tulus menghargai diri sendiri, kita tidak perlu mengumumkan ke orang lain betapa baiknya diri kita. Hanya orang yang tidak yakin atas harga dirinyalah yang mengumumkannya ke semua orang.
Yang perlu kita ketaui adalah bahwa menerima pujian bukanlah sikap yang perlu dipersoalkan. Kita tidak perlu menjadi seorang yang sempurna untuk mengucapkan terima kasih setelah menerima pujian. Orang yang sukses selalu mengucapkan, “Terima kasih.” Mereka menyadari bahwa mengakui telah mengerjakan sesuatu dengan baik adalah sikap yang sehat.
Jika Anda memberi selamat kepada Greg Norman atas kemenangannya di sebuah turnamen golf, ia tidak akan berkata, “Itu hanya kebetulan,” atau “saya kebetulan sedang beruntung.” Ia akan berkata. “Terima kasih.” Jika Anda memberi selamat kepada Paul McCartney atas keberhasilannya membuat lagu yang menjadi hit, ia tidak akan berkata, “Kamu gila! Lagu itu sangat jelek.” Ia akan berkata, “Terima kasih”. Orang-orang ini, seperti orang sukses lainnya telah menghargai diri mereka sendiri, dan mereka melakukannya jauh sebelum mereka sukses, untuk mencapai kesuksesan. Seperti halnya kita, mereka pertama-tama perlu menyadari nilai diri mereka sendiri.
Pujian adalah suatu hadiah. Perlu pemikiran dan usaha untuk memberikan pujian kepada seseorang seperti halnya kalau Anda memberi hadiah kepada seseorang. Anda akan merasa kecewa jika hadiah itu dikembalikan kepada Anda. Ini adalah alasan lain mengapa kita sebaiknya menerima pujian dengan senang hati. Coba bayangkan seorang teman Anda memuji penampilan Anda dan Anda menanggapi, ”Tetapi bibirku tebal dan kakiku pendek!”
Anda akan merasa tidak enak karena Anda tidak menerima pujian itu sesemangat teman Anda ketika ia melontarkannya. Ia juga merasa tidak enak karena alasan yang sama, dan akan mengingat Anda sebagai seorang teman berbibir tebal dan berkaki pendek. Mengapa tidak mengucapkan ”terima kasih saja ?

Trim's

Yudi.

Kamis, 21 Februari 2008

POLA – POLA

POLA – POLA

Mari kita lihat sejenak pikiran Anda. Pada saat menyeberang jalan, apakah Anda harus berkonsentrasi pada setiap langkah Anda, Pada saat mengunyah permen karet, apakah Anda harus memikirkannya? Pada saat makan pizza, apakah Anda harus memikirkan bagaimana mencernanya? ”...Ah, jika perutku bisa melumat ikan teri ini, aku bisa santai dan tidur.” Pada saat tidur, apakah Anda harus berkonsentrasi agar tetap bernapas?
Anda tidak melakukan semua itu dengan pikiran sadar Anda, bukan? Anda melakukannya dengan bawah sadar Anda. Ketika kita bisa menganalogikan pikiran kita dengan sebuah gunung es. Ada bagian yang bisa kita lihat, pikiran sadar, dan sebagian besar sisanya tidak tampak, bawah sadar. Alam bawah sadarlah yang menentukan sebagian besar hasil yang kita peroleh dalam hidup kita.
Jika kita mengalami bagian sejarah hidup kita terulang dengan sendirinya, alam bawah sadar inilah yang berperan. Banyak di antara kita mengalami pola yang berulang – pengalaman atau perilaku lama yang sama yang terjadi berulang-ulang.
Apakah Anda kenal seseorang yang mempunyai kebiasaan terlambat? Saya pernah bermain tenis dengan seorang teman yang selalu datang terlambat. Kami biasanya bermain di Hilton sebelum berangkat kerja. Biasanya saya mengingatkan, ”David, besok kita main tenis jam tujuh.” Ia menanggapi, ”Saya akan datang.” ”Kau yakin ingat waktunya?” ”Jam tujuh. Saya pasti datang!”.
Keesokan harinya, jam 7.15, David benar-benar datang. Ia telah siap dengan berbagai alasan. ”Anakku meminjam raketku dan menaruhnya di bawah tempat tidurnya”. Minggu berikutnya, hal yang sama terjadi. Jam 7.16, David datang. Alasannya: ”Sepatu tenisku yang sebelah tidak ketemu!”. Minggu berikutnya lagi, ia datang tepat jam 7.15. ”Ikan masku sakit sehingga anakku menangis terus-terusan!”. Begitu seterusnya, mulai dari alasan aki mobil mati, mobil tidak bisa distarter, kunci mobil hilang, sampai celana dalam yang masih terendam dalam mesin cuci.
Akhirnya, saya berkata, ”David, ayo kita buat perjanjian. Mulai sekarang, untuk setiap satu menit keterlambatanmu, kau harus membayar satu dolar”. Hari berikutnya, ia beralasan pundaknya sakit dan sejak itu kami tidak pernah bermain tenis lagi!.
Ia mengira dunia di luar dirinyalah yang membuatnya demikian!. Ia tidak dengan sadar mencoba datang terlambat, tetapi alam bawah sadarnya ia menyimpan program yang mengatakan ”kau selalu terlambat” ... dan program itulah yang mengatur hidupnya.
Jika David secara kebetulan bangun lebih awal dan ingat bahwa ia mempunyai target untuk datang tepat waktu, program bawah sadarnya akan membantunya mencari pohon yang bisa ditabrak, atau jalan tak dikenal yang bisa menyesatkannya. Setelah itu ia akan menarik napas dalam-dalam dan berkata, ”Beginilah adanya – aku selalu terlambat!”.

POLA MUSIBAH. Anda mungkin kenal seseorang yang memiliki pola musibah. Hidup mereka adalah musibah berkepanjangan. Anda berjumpa dengan mereka di jalan dan Anda melakukan kesalahan fatal lantaran bertanya, ”Apa kabar?” Anda lalu akan berhadapan dengan berbagai musibah seperti kucingnya baru saja mati, mobilnya disita, ayahnya tidak sengaja membakar rumah hingga rata dengan tanah, sebuah meteor menghantam garasi mereka dan mereka baru saja didiagnosis mengidap penyakit yang amat sangat parah yang namanya belum pernah Anda dengar.
Setiap kali hidup mereka mulai berjalan lancar, suara lembut bawah sadar mereka berkata, ”Hei, seharusnya tidak begini!”. Dalam waktu singkat, musibah lain muncul. Mereka kehilangan pekerjaan, menjalani operasi lagi, tertangkap polisi...dan semuanya kembali seperti sediakala.
Kita nanti akan melihat apa yang bisa kita lakukan terhadap pola ini. Tetapi sebelum itu, mari kita lihat beberapa pola lainnya.

POLA KECELAKAAN. Beberapa orang mudah sekali mengalami berbagai kecelakaan. Mereka menghabiskan hidup mereka dengan jatuh dari tangga, dari sepeda, dari pohon, kesetrum, dan mengalami tabrakan. Saya kenal seorang agen asuransi berusia dua puluhan yang telah berganti mobil lima kali sejak ulang tahunnya yang keenam belas. Katanya, ”Setiap kali aku membeli mobil baru, seseorang pasti menabrakku dari belakang. Setelah mengalami lima kali kejadian seperti itu, aku tidak mau membeli mobil lagi demi keselamatanku sendiri!”.

POLA PENYAKIT. Apakah Anda kenal seseorang yang memiliki pola penyakit? Sebagian orang sakit flu dua kali setahun. Sebagian lagi sakit setiap kali ada kesempatan besar. Sebagian lainnya sakit setiap Senin pagi!.

POLA GAYA HIDUP BERANTAKAN. Beberapa orang cenderung memiliki gaya hidup yang berantakan. Mereka tidak dengan sengaja mencoba dan melakukannya, tetapi pola mereka begitu kuat. Meja mereka berantakan, arsip mereka kacau balau, rambut mereka acak-acakan. Anda bisa mencoba membantu mereka merapikan semuanya. Tetapi dalam dua puluh menit, ruang kerja, kamar tidur, mobil, dan kotak makan siang mereka akan tampak seperti baru dilanda angin ribut.

POLA KANTONG KEMPES. Pernahkan Anda bertemu orang yang selalu kehabisan uang? Masalahnya bukan jumlah yang kita peroleh, tetapi apa yang kita lakukan dengan perolehan kita. Orang berpola kantong kempes bertindak secara otomatis. Setiap kali mempunyai uang lebih, mereka akan segera menghabiskannya. Seperti halnya kalau gatal Anda akan menggaruk, kalau mereka mempunyai uang mereka akan.... menghabiskannya. (Bagi Anda yang berkecimpung di bidang penjualan, bersabarlah!) Mereka tak pernah menyadari apa yang sedang terjadi! Mereka mengira perekonomian atau pemerintah atau gaji merekalah yang menyebabkan mereka selalu mengalami masalah finansial. Seandainya Anda melipatgandakan gaji mereka, mereka tetap saja akan kehabisan uang! Sebenarnya, alasan yang menyebabkan orang yang menang lotre kehilangan uang mereka adalah pola dalam diri mereka berkata, ”Semua uang ini rasanya kurang pas kalau didiamkan saja. Sebaiknya kamu menghabiskannya.”

POLA ORANG YANG DIBUTUHKAN. Jika Anda mempunyai pola ini, Anda pasti tahu bahwa setelah tiga menit Anda meninggalkan kantor untuk pergi berlibur, kantor itu akan disambar petir dan semua staf penjualan terserang flu. Jika kita mempunyai pola seperti ini, sistem kepercayaan dan sikap kita akan membantu menciptakan situasi tersebut. Setiap kali kita pergi, segala keruwetan terjadi di tempat yang kita tinggalkan.

POLA PINDAH KERJA. Seorang teman yang bermaksud pindah kerja menemui saya baru-baru ini. Ia berkata, ”Perusahaan tempatku bekerja, menghancurkan hidupku. Produk kami kurang laku, dan aku tidak bisa membayar sewa rumah.”
Saya bertanya, ”Sudah berapa lama kamu bekerja di sana?”
Ia menjawab dua tahun.
Saya bertanya, ”Bagaimana dengan pekerjaanmu sebelumnya?”
Ia menjawab, ”Yang itu kira-kira dua tahun.”
”Dan yang sebelumnya lagi?”
”Dua yang sebelumnya lagi?”
”Dua tahun.”
”Dan sebelum itu?”
”Kira-kira dua puluh empat bulan!”
Saya bertanya, ”Di mana letak masalahnya – kamu atau perusahaan?”
Ia menjawab, ”Aku!”
Saya bertanya, ”Jika masalahnya ada pada dirimu sendiri, kenapa pindah kerja?”
Dalam percakapan kami, saya menceritakan kepadanya tentang seorang teman yang pindah kerja lima kali dalam waktu sebelas bulan. Saya berkata, ”Saya mempertaruhkan segala yang saya miliki bahwa dalam waktu setahun ia tak akan bekerja di tempat yang sama.” Siangnya, teman yang kami bicarakan itu menelepon saya dan mengatakan ia keluar dari pekerjaannya! Selamatlah harta benda saya!
Di telepon, ia mengatakan bahwa ia merasa sangat bahagia. Jadi kita tidak perlu mempersoalkan apakah polanya baik atau buruk. Yang penting, kita sekarang mengetahui bahwa kita bertindak berdasarkan program. Kita mungkin memiliki rumah dan mobil serta pola relasi dengan orang lain yang bergerak dalam alur yang sama.
Ada pola lainnya, yaitu POLA ”SEMUA ORANG JAHAT HIDUP INI BURUK SEKALI, MENGAPA DUNIA MELAKUKAN INI PADAKU, LEBIH BAIK AKU MATI!”. Sekali lagi, kita cenderung menciptakan keadaan kita sendiri. Pola yang satu ini jelas sama sekali tidak menyenangkan!.
POLA ”AKU TIDAK BISA BERTAHAN LEBIH LAMA LAGI.” Dalam pola ini, pikiran sadar dan bawah sadar kita mengurung kita dalam situasi di mana hidup adalah perjuangan tetapi kita selalu bisa ”bertahan”.
Apakah anda berkaitan dengan pola-pola ini?
POLA ”SAYA SELALU KEHILANGAN SAAT YANG TEPAT.” Pola ini mewujudkan dalam kelahiran kita, saat kita memulai sekolah, memulai usaha, dan memutuskan berlibur: semuanya terlalu awal atau terlambat! Selalu berada di tempat yang tepat pada saat yang salah! Kita juga mungkin memiliki bakat yang tepat tetapi guru yang salah atau guru yang tepat tetapi bakat yang salah, atau tanpa guru dan tanpa bakat. POLA ”ORANG SELALU MEMERASKU.” Perlukah kita teruskan?

K
ita telah mengawali pembicaraan dengan melihat beberapa pola negatif. Bagaimana juga, ada beberapa pola yang sangat positif, yang akan bermanfaat bagi Anda. POLA ”SAYA SELALU SEHAT”. Kesehatan kita ditentukan oleh program dalam benak kita yang mengatakan siapa kita dan apa yang terjadi pada diri kita.
Anda kenal seseorang yang ”SELALU BERADA DI TEMPAT YANG TEPAT PADA SAAT YANG TEPAT?” Mereka ikut berbisnis ketika boom di dunia bisnis baru saja mulai, mereka menjual rumah mereka tepat sebelum lembaga permasyarakatan dibangun persis di sebelah rumah itu, atau ketika sedang berlibur, mereka tiba-tiba berjumpa dengan seorang jutawan yang mengajak mereka berkeliling Eropa. Dan ada seorang jutawan yang mengajak mereka berkeliling Eropa. Dan anda terheran-heran, bagaimana mereka bisa begitu mujur? Seandainya saja saya punya secuil keberuntungan mereka!. Menjadi orang di tempat yang tepat dan pada saat yang tepat juga merupakan sebuah pola.
Bagaimana dengan POLA ”APA PUN YANG SAYA KERJAKAN, PASTI MENGHASILKAN UANG?”. Beberapa orang memiliki pola ini! Atau pola ”Apa pun yang saya beli, saya selalu untung?” (Dan kebalikan dari pola ini adalah pola ”saya selalu rugi!”)
Pola lainnya adalah ”SAYA PERCAYA PADA ORANG LAIN DAN MEMPERLAKUKAN SAYA DENGAN BAIK” dan pola ”APA PUN YANG SAYA KERJAKAN SELALU MUDAH DAN MENYENANGKAN.”.
Kita mengandaikan Anda ingin mempertahankan pola-pola yang baik. Bagaimana dengan pola yang tidak Anda inginkan? Dengan demikian kita bertanya kepada diri sendiri, ”Kapan pola-pola buruk yang saya miliki berubah? Kapan berhentinya? Jawabannya adalah, ”Hidup akan berubah jika kita berubah!”

Rabu, 20 Februari 2008

Mental Set

Mental Set

Sekali lagi!
Sebelum anda membaca buku ini, saya akan mengajak Anda lebih dahulu berjalan-jalan ke masa yang paling indah dalam hidup Anda. Masa kanak-kanak. Saya minta kepada Anda untuk mengikutinya dengan penuh hati. Siapkan diri Anda untuk itu. Hening. Tenang. Perlahan…..
Ingatlah kembali masa kanak-kanak Anda. Saat Anda dalam pelukan kasih sayang ibunda. Rasakan ketenangannya. Rasakan kelembutannya Rasakan Kepolosan Anda.
Kenanglah kembali perjuangan orangtua Anda dalam membesarkan Anda. Mendidik. Menyayangi. Membelai. Mencurahkan seluruh jiwa raga untuk menjadi bayi lucu yang ada dalam pelukannya menjadi orang yang sukses di kemudian hari.
Dengarlah kembali doa-doanya. Putar kembali doa-doa ibunda. Kenang kembali saat-saat Anda tertidur lelap dalam pangkuannya, dan beliau pun menatap Anda dengan penuh kasih sayang. Beliau past berdoa untuk Anda, Agar Anda menjadi orang yang sukses.
Dengarlah kembali doa-doanya.
Sekarang, tanyakan ke dalam lubuk hati Anda dengan sejujur-jujurnya. Jawab dengan totalitas dan kejujuran Anda. Apakah Anda telah menjawab doa-doa beliau dengan sepenuh hati Anda? Dengan penuh jiwa dan raga Anda. Apakah Anda telah menjawabnya?
Dengarlah kembali doa-doanya!
Dengarlah kembali doa-doanya!
Saat ini, Lihatlah apa yang telah Anda lakukan saat ini. Kenang kembali. Ingat-ingat kembali apa yang Anda alami saat ini. Apa yang Anda lakukan saat ini? Renungi kembali kehidupan yang Anda jalani saat ini. Telusuri wajah orang-orang yang Anda cintai saat ini. Orangtua, saudara, suami, istri, anak, adik, kakak. Lakukan perjalanan menelusuri wajah mereka. Apa yang telah Anda perbuat untuk mereka?
Tetap kembali diri Anda. Tanyakan posisi Anda di mata mereka. Tanyakan kembali apa yang telah Anda perbuat. Tanyakan kembali apa yang tlah Anda berikan pada mereka. Orang-orang yang anda cintai menunggu Anda berbuat sesuatu. Mereka menginginkan Anda. Mereka menunggu Anda.
Sekarang saatnya Anda merenung dan memutar kembali kehidupan Anda. Dari kecil, remaja, dewasa, dan hingga saat ini. Ingat-ingat kembali kejadian-kejadian dalam kehidupan Anda. Sebentar lagi saya akan bertanya kepada Anda. Jawablah dengan kejujuran nurani Anda.
Apa yang Anda sesali dalam kehidupan Anda?
Apa yang paling Anda sesali dalamperjalanan kehidupan Anda? Apa? Ingat kembali Putar kembali kejadian-kejadian dan tindakan anda yang paling Anda sesali. Apa yang paling Anda sesali dalam perjalanan kehidupan Anda hingga detik ini.
Renungkan!
Sungguh, Anda tidak bisa memutar lagi kehidupan yang telah lalu. Anda telah melewatkannya. Namun demikian, anda memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri MULAI SAAT INI.
Sebentar lagi, saya akan mengajukan pertanyaan pada Anda yang harus Anda jawab dengan sepenuh hati. Jawablah dengan jujur. Berikan jawaban yang benar-benar keluar dari hati Anda. Pertanyaan itu adalah : apa yang Anda mau? Apa yang Anda mau? Apa yang Anda inginkan dari kehidupan Anda selanjutnya?
Apa yang ANDA mau?
Apa yang ANDA mau?
Apa yang ANDA mau?
Jawab pertanyaan ini. Apa yang benar-benar Anda inginkan dalam hidup Anda?
Sekaranglah saatnya Anda berubah. Hari ini akan menjadi hari yang bersejarah bagi kesuksesan Anda. Hari ini saatnya Anda harus berubah. Hari ini. Detik ini. Saatnya Anda mempersiapkan diri untuk perubahan itu.
Saat berubah, untuk mewujudkan apa yang benar-benar Anda inginkan.
Sekaranglah saatnya Anda memulai kehidupan Anda.
Kehidupan yang sebenarnya ......
Kehidupan dengan kemenangan dan kesuksesan.....
Saatnya Anda berubah. Saatnya berubah!
Saatnya berubah....!
Sekarang...!
Saatnya berubah....!
Saya sangat mencintai Anda....
Saya ingin Anda sukses menempuh hidup yang hanya sekali ini....
Saya ingin Anda mau berubah dan bertekad untuk berubah.....
Menggapai kemenangan diri.....
Selamat berjuang saudara....
Kesuksesan untuk Anda.....

BACA INI DULU (Waktunya untuk Berubah) 1.

“It is impossible for a man to learn what he thinks he already knows”.
--EPECTETUS

Sebelum Anda mulai membaca buku ini, ada sebuah kisah tentang bagaimana seharusnya kita menggali ilmu, agar bisa mendapatkan sesuatu dari sumbernya dengan hasil paling OPTIMAL. Bagaimana sehausnya kebijakan dan kearifan seorang dalam menyiapkan diri untuk belajar. Saya akan membagikan sedikit cerita.
Suatu ketika di negeri China, ada seorang suhu terkenal yang sangat bijaksana yang selalu mengajarkan banyak hal bijak serta memberikan petuah-petuah indah tentang kehidupan kepada orang lain. Suatu hari ada lima orang profesor dari lima benua yang ingin bertemu untuk bercakap-cakap dan belajar dari suhu ini. Lima orang tadi adalah orang-orang pandai dan terkenal di tempat asal mereka yang ingin memperluas pengetahuan dan pengalaman. Mereka adalah public figure yang luar biasa, sering memberikan ceramah dan seminar-seminar. Mereka tentu bangga dengan prestasi yagn dicapai dan orang-orang sanga menghormati mereka.
Mereka datang menghadap suhu ini dan berkata, ”Suhu, kami ingin belajar sesuatu dari Anda, kami ingin menjadi orang yang lebih bijaksana,”
Suhu ini diam sebentar lalu mengambil sebuah cangkir serta poci teh dan segera menuangkan isinya ke dalam cangkir kecil itu. Suhu ini terus-menerus menuangkan isi poci tersebut ke dalam cangkir sampai isinya meluap.
Kelima orang pintar tadi tidak mengerti dan kemudian bertanya kepada suhu tersebut, mengapa dia tidak berhenti menuang teh meskipun sudah meluap. Sang suhu tersenyum dan berhenti menuangkan isi poci dan meletakkannya. Lantas dia berkata kepada kelima orang tadi, ”Kalau kita tidak mau mengosongkan cangkir itu lebih dahulu, bagaimana kita bisa mengisi air yang baru ke dalam cangkir itu?”
Bagaimana seseorang bisa belajar dan menerima ilmu jika dia mempunyai pemikiran bahwa dia lebih pintar dan cerdik daripada orang yang akan memberi masukan? Bagaimana dia bisa menerima masukan jika dia merasa lebih paham dan lebih mengetahui sesuatu dari tempat di mana dia harus belajar?
Jika kita hendak belajar dan menimba ilmu, kita terlebih dulu harus rendah hati. Pertama kita harus belajar untuk mengosongkan diri dan mengurangi dulu apa yang ada di dalam diri kita. Setelah cangkir kita kosong, kita bisa mengisinya lagi dengan teh kehidupan. Beranikan diri untuk sejenak mengosongkan ”cangkir” Anda.
Anda harus membaca halaman selanjutnya dengan perlahan dan penuh perenungan. Baca dan renungkan! Baca dan renungkan! Membaca tanpa perenungan tidak akan mendapatkan pemahaman yang baik.
Setiap bab atau bagian memiliki nilai-nilai tersendiri. Tanamkan dalam hati dengan niat yang kuat untuk menjalankan langkah demi langkah. Jika Anda tertarik dengan buku ini, tentu Anda sedang tertarik untuk mengadakan perubahan yang spektakuler dalam kehidupan Anda. Dapatkan kemajuan yang mengagumkan dalam kehidupan Anda. Selamat membaca, selamat merenungkan, selamat memulai untuk berubah dan selamat berjuang!

Minds are like parachutes; they work best when open.”
--THOMAS DEWAR

TIME to CHANGE (Waktunya untuk Berubah)

Kata Pengantar

TIME to CHANGE (Waktunya untuk Berubah)

Anda merasa jalan hidup anda terseok-seok? Banyak keinginan Anda yang tidak tercapai atau kehidupan Anda jauh dari yang anda inginkan? Anda merasa sudah berusaha keras namun tidak membawa perubahan yang berarti?
Apakah kehidupan yang Anda jalani saat ini benar-benar kehidupan yang Anda inginkan? Tujuan karier Anda sudah tercapai? Apakah yang ingin Anda miliki sudah semuanya terpenuhi? Anda merasa gagal dengan apa yang telah Anda perjuangkan selama ini?
Jangan khawatir! Anda tidak sendiri. Sekarang saatnya Anda ”berpikir dan bertindak beda”. Saatnya berubah. Saatnya membuat perubahan.
Beberapa waktu yang lalu, saya memimpin sebuah acara perenungan atau kontemplasi di sore hari untuk acara perpisahan karyawan sebuah perusahaan, yang dengan terpaksa merumahkan karyawannya yang sudah puluhan tahun bekerja. Ohh! Sungguh pemandangan yang menyentuh. Mereka saling berpelukan dan hampir setiap yang hadir berkaca-kaca. Air mata persahabatan. Air mata perpisahan. Entah air mata apa lagi.
Tetapi ada pertanyaan besar di balik semua itu. Ke mana setelah ini? Benarkah mereka mampu mengelola pesangonnya? Cepatkah mereka mendapatkan pekerjaan kembali? Ada sedikit kecemasan di hati saya, kalau-kalau mereka tidak bisa memelihara semangatnya. Karena semangat ini adalah yang paling penting. Uang pasti bisa dicari, selama kita masih memiliki semangat, kepercayaan diri dan mental pantang menyerah.
Ahh! Memang sesuatu pasti berubah, baik lingkungan maupun diri kita. Setiap detik kita berubah. Seharusnya justru kita yang harus proaktif menyambut perubahan itu.
Buku yang sekarang Anda baca ini, bisa menjadi cambuk, inspirasi, acuan, dan panduan bagi Anda. Anda beruntung sednag membaca buku ini. Saat ini saya akan bertanya kepada Anda: Apakah Anda siap berubah? Atau Anda akan membiarkan suatu perubahan yagn menyeret Anda. Apakah Anda sekarang sedang berada di comfort zone yang memanjakan Anda? Hati-hati!
Sebaiknya Anda bersiap diri. Sekaranglah saatnya Anda berubah, bukan besok atau bulan depan. Anda bisa jauh lebih sukses daripada sekarang. Jangan meng-underestimate diri Anda sendiri. Anda bisa jauh lebih sukses. Karena kesuksesan hanyalah sebuah pilihan. Anda memilih untuk sukses? Anda yang menentukan!
Selamat membaca, merenungkan, serta mengimplementasikannya. Bersiaplah untuk perubahan yang spektakuler. Anda mau? Itu menjadi pilihan Anda. Anda yang menentukan semuanya untuk kehidupan Anda.